TERNYATA pria juga bisa kena penyakit `keputihan`! Mungkin para pria akan mengernyitkan matanya mendengar hal yang satu ini. Memang pada kenyataannya yang namanya penyakit keputihan itu, pada dasarnya selalu menyerang wanita, tetapi jangan salah sangka bila Anda sering berhubungan seksual dengan banyak orang tanpa alat pengaman, Anda rentan terkena penyakit yang satu ini.
Keputihan, adalah penyakit kelamin yang biasanya menyerang wanita. Tetapi penyakit tersebut dapat juga menyerang pria, walau jenisnya agak berbeda.
Sebut saja Tuan Pun, pria berusia 43 tahun yang berhari-hari bingung karena memikirkan lendir yang keluar setiap pagi dari kemaluannya. Semula pria ini berpikir dengan mengkonsumsi antibiotika seperti amoxilin, salah satu jenis antibiotika yang dapat dijual bebas, dapat melindunginya dari segala penyakit kelamin menular saat ia berhubungan intim dengan wanita selain istrinya, tapi ternyata tetap saja ia tertular penyakit kelamin nonspesifik. Dokter mengatakan bahwa penyakit itu bukan penyakit kencing nanah, ia pun diberi obat. Namun hasilnya ia tidak juga sembuh, lendirnya masih juga membasahi pakaian dalamnya.
Ada dua jenis organisme penyebab penyakit kelamin nonspesifik, yakni chlamydia trachomatis dan mycoplasma hominis, keduanya tidak mudah didiagnosis, karena selain tanpa keluhan, gejalanya mirip kencing nanah dan sifilis.
Gejala khas penyakit kencing nanah adalah keluar lendir pada pagi hari, yang menetes dari liang kemaluan, berwarna kuning kental, layaknya nanah dan akan membekas pada pakaian dalam. Sementara yang diderita Tuan Pun, agak encer. Ia pertama kali mengalami hal itu beberapa tahun lalu, seminggu setelah berselingkuh dengan seorang wanita, sebut saja Nyonya X. Ia merasa tidak enak di ujung alat vitalnya, pedih, panas dan bibir liang penisnya merah. Namun karena hasil pemeriksaan kencing nanah negatif, Tuan Pun merasa lega.
Dua minggu setelah itu, ia tidak merasakan apa-apa lagi. Sekitar dua bulan kemudian gejala seperti itu muncul lagi. Sayangnya kali ini, penyakit tersebut sudah menulari istrinya. Setelah diobati tetracycline, penyakit tersebut sembuh sekitar tiga minggu.
Berbeda dengan penyakit kelamin pada umumnya, kalau sudah sembuh tidak kumat lagi, infeksi kemaluan nonspesifik bisa kambuh, terutama jika tidak diobati. Sebagian besar kasus, tanpa diobati memang bisa sembuh sendiri, tapi biasanya dalam beberapa bulan kemudian bisa kambuh lagi, bahkan sering disertai komplikasi. Sekali pun diobati atau pernah dioati, seperlima kasus infeksi kelamin nonspesifik bisa kambuh. Untuk mengobatinya tidak cukup lima hari seperti pada infeksi pertama, melainkan sampai tiga minggu minum obat tanpa putus. Selama pengobatan dan belum dinyatakan sembuh, suami dilarang berhubungan intim dengan siapapun karena resiko penularan yang masih terbilang tinggi.
Komplikasi infeksi kelamin nonspesifik pada pria dapat menjalar ke prostat dan menimbulkan infeksi, selain membuat radang buah zakar dan saluran kemih, dapat mengganggu produksi spermatozoa sehingga mutu air mani buruk, dan sebaran sudah prostat menimbulkan infeksi yang sukar sembuh. Untuk penyebaran pada saluran kemih, membuat pancaran urin bercabang karena dinding pipa saluran kemih sebagian mengecil atau kisut.
Biasanya komplikasi yang terjadi pada wanita adalah terinfeksinya kelenjar yang ada di dalam bibir vagina. Bisul kelenjar tersebut harus disedot keluar karena tidak dapat disembukan dengan obat. Komplikasi pada wanita sering menimbulkan radang saluran telur. Celakanya, infeksi nonspesifik pada wanita sering tanpa keluhan maupun gejala. Itu sebabnya tidak mudah mendiagnosis hal itu. Wanita merasa tidak punya penyakit kelamin, padahal kalau lendirnya diperiksa ternyata ada. Biasanya wanita hanya merasa tidak enak kalau buang air kecil, kemudian keluar sedikit lendir. Sesekali ia akan merasa tidak enak dipanggul dan mungkin akan merasa nyeri kalau melakukan hubungan seks.
Ada perbedaan antara penyakit kelamin nonspesifik dengan suami yang tertular keputihan dari istri. Keduanya memang hampir sama, namun pada `keputihan` yang menyerang pria, biasana pria merasa gatal diujung alat vitalnya dan ada bercak dalam pakaian dalamnya.
Suami akan tertular keputihan dari istri jika tetap melakukan hubungan seksual sebelum istrinya selesai diobati. Begitu juga sebaliknya. engenai penyakit kelamin nonspesifik, belum seluruhnya jelas. Pria atau wanita yang mengeluh keputihan, asalkan dalam lendir keputihan ditemukan banyak darah putih dan sel epitel, sudah patut dicurigai infeksi kelamin nonspesifik. Tentu dengan catatan, organisme penyebab sifilis dan kencing nanah negatif semua.
Cara yang paling mudah untuk mencegah semua itu adalah bersikap setia pada pasangan, tidak melakukan hubungan intim pada orang lain selain pasangannya, serta menggunakan `alat pengaman` untuk mencegah tertular penyakit kelamin, terutama penyakit kelamin nonspesifik, yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tahan terhadap antibiotika.
Keputihan, adalah penyakit kelamin yang biasanya menyerang wanita. Tetapi penyakit tersebut dapat juga menyerang pria, walau jenisnya agak berbeda.
Sebut saja Tuan Pun, pria berusia 43 tahun yang berhari-hari bingung karena memikirkan lendir yang keluar setiap pagi dari kemaluannya. Semula pria ini berpikir dengan mengkonsumsi antibiotika seperti amoxilin, salah satu jenis antibiotika yang dapat dijual bebas, dapat melindunginya dari segala penyakit kelamin menular saat ia berhubungan intim dengan wanita selain istrinya, tapi ternyata tetap saja ia tertular penyakit kelamin nonspesifik. Dokter mengatakan bahwa penyakit itu bukan penyakit kencing nanah, ia pun diberi obat. Namun hasilnya ia tidak juga sembuh, lendirnya masih juga membasahi pakaian dalamnya.
Ada dua jenis organisme penyebab penyakit kelamin nonspesifik, yakni chlamydia trachomatis dan mycoplasma hominis, keduanya tidak mudah didiagnosis, karena selain tanpa keluhan, gejalanya mirip kencing nanah dan sifilis.
Gejala khas penyakit kencing nanah adalah keluar lendir pada pagi hari, yang menetes dari liang kemaluan, berwarna kuning kental, layaknya nanah dan akan membekas pada pakaian dalam. Sementara yang diderita Tuan Pun, agak encer. Ia pertama kali mengalami hal itu beberapa tahun lalu, seminggu setelah berselingkuh dengan seorang wanita, sebut saja Nyonya X. Ia merasa tidak enak di ujung alat vitalnya, pedih, panas dan bibir liang penisnya merah. Namun karena hasil pemeriksaan kencing nanah negatif, Tuan Pun merasa lega.
Dua minggu setelah itu, ia tidak merasakan apa-apa lagi. Sekitar dua bulan kemudian gejala seperti itu muncul lagi. Sayangnya kali ini, penyakit tersebut sudah menulari istrinya. Setelah diobati tetracycline, penyakit tersebut sembuh sekitar tiga minggu.
Berbeda dengan penyakit kelamin pada umumnya, kalau sudah sembuh tidak kumat lagi, infeksi kemaluan nonspesifik bisa kambuh, terutama jika tidak diobati. Sebagian besar kasus, tanpa diobati memang bisa sembuh sendiri, tapi biasanya dalam beberapa bulan kemudian bisa kambuh lagi, bahkan sering disertai komplikasi. Sekali pun diobati atau pernah dioati, seperlima kasus infeksi kelamin nonspesifik bisa kambuh. Untuk mengobatinya tidak cukup lima hari seperti pada infeksi pertama, melainkan sampai tiga minggu minum obat tanpa putus. Selama pengobatan dan belum dinyatakan sembuh, suami dilarang berhubungan intim dengan siapapun karena resiko penularan yang masih terbilang tinggi.
Komplikasi infeksi kelamin nonspesifik pada pria dapat menjalar ke prostat dan menimbulkan infeksi, selain membuat radang buah zakar dan saluran kemih, dapat mengganggu produksi spermatozoa sehingga mutu air mani buruk, dan sebaran sudah prostat menimbulkan infeksi yang sukar sembuh. Untuk penyebaran pada saluran kemih, membuat pancaran urin bercabang karena dinding pipa saluran kemih sebagian mengecil atau kisut.
Biasanya komplikasi yang terjadi pada wanita adalah terinfeksinya kelenjar yang ada di dalam bibir vagina. Bisul kelenjar tersebut harus disedot keluar karena tidak dapat disembukan dengan obat. Komplikasi pada wanita sering menimbulkan radang saluran telur. Celakanya, infeksi nonspesifik pada wanita sering tanpa keluhan maupun gejala. Itu sebabnya tidak mudah mendiagnosis hal itu. Wanita merasa tidak punya penyakit kelamin, padahal kalau lendirnya diperiksa ternyata ada. Biasanya wanita hanya merasa tidak enak kalau buang air kecil, kemudian keluar sedikit lendir. Sesekali ia akan merasa tidak enak dipanggul dan mungkin akan merasa nyeri kalau melakukan hubungan seks.
Ada perbedaan antara penyakit kelamin nonspesifik dengan suami yang tertular keputihan dari istri. Keduanya memang hampir sama, namun pada `keputihan` yang menyerang pria, biasana pria merasa gatal diujung alat vitalnya dan ada bercak dalam pakaian dalamnya.
Suami akan tertular keputihan dari istri jika tetap melakukan hubungan seksual sebelum istrinya selesai diobati. Begitu juga sebaliknya. engenai penyakit kelamin nonspesifik, belum seluruhnya jelas. Pria atau wanita yang mengeluh keputihan, asalkan dalam lendir keputihan ditemukan banyak darah putih dan sel epitel, sudah patut dicurigai infeksi kelamin nonspesifik. Tentu dengan catatan, organisme penyebab sifilis dan kencing nanah negatif semua.
Cara yang paling mudah untuk mencegah semua itu adalah bersikap setia pada pasangan, tidak melakukan hubungan intim pada orang lain selain pasangannya, serta menggunakan `alat pengaman` untuk mencegah tertular penyakit kelamin, terutama penyakit kelamin nonspesifik, yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tahan terhadap antibiotika.
No comments:
Post a Comment