Pertanyaan:
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada harian Waspada dan Dinas Kesehatan Kota Medan yang telah menyediakan rubrik konsultasi kesehatan untuk masyarakat.
Saya seorang pria berusia 45 tahun dan telah berkeluarga. Saya mempunyai seorang istri serta dua anak yang masing-masing berusia 17 dan 12 tahun. Secara kebetulan, saya memiliki tetangga seorang penderita kusta yang telah memiliki istri dan seorang anak. Namun istri dan anaknya tersebut sama sekali tidak menderita kusta.
Semula saya tidak begitu khawatir jika anak saya bermain ke rumah tetangga tersebut. Belakangan, muncul rasa cemas setiap kali anak saya terserang demam.
Yang ingin saya tanyakan:
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit kusta dan apa penyebabnya?
2. Bagaimana gejala penyakit kusta?
3. Bagaimana cara penularan penyakit kusta?
4. Berapa lama butuh pengobatan bagi penderita kusta tersebut?
5. Bagaimana cara mengetahui seseorang penderita kusta tersebut sudah sembuh?
Atas jawaban yang diberikan tim konsultasi kesehatan, saya ucapkan terima kasih.
YD - Deli Serdang
Jawaban :
Yang terhormat sdr.YD, terima kasih atas pertanyaannya.
1. Penyakit kusta atau disebut juga lepra (leprosy), juga disebut sebagai morbus hansen adalah suatu penyakit infeksi menular kronik yang digolongkan pada penyakit granulomatous yang disebabkan oleh kuman mycobacterium leprae.
2. Gejala dan tanda awalnya ditemukan pada kulit berupa ruam hipopigmentasi seperti panu dengan berkurangnya rasa rangsangan nyeri pada ruam tersebut (anestetik). Ruam ini dapat ditemukan dimana saja di tubuh, namun yang sering pada wajah, daun telinga, badan dan lengan. Kemudian ditemukan gejala gangguan pada saraf perifer berupa penebalan serabut saraf dan neuropati (gangguan fungsi saraf). Pada keadaan lanjut dapat ditemukan dua bentuk utama penyakit kusta yaitu bentuk tuberkuloid dan bentuk lepromatous atau bentuk antara keduanya, yang dapat ditentukan dari pemeriksaan keadaan ruamnya. Masa inkubasi bentuk tuberkuloid 2 – 5 tahun, sedangkan bentuk lepromatous 8 – 11 tahun. Bila terjadi kerusakan saraf yang luas, akan menimbulkan kelemahan otot yang disupali oleh saraf tersebut dan juga menyebabkan hilangnya rangsangan pada daerah yang dipersarafinya, untuk selanjutnya bila tidak diobati akan terjadi kerusakan jaringan berupa pembengkakan, luka/ulkus dan juga infeksi sekunder.
3. Cara penularannya dari manusia ke manusia melalui droplet/udara. Faktor umur, jenis kelamin, kontak serumah yang lama dan imunitas/kekebalan tubuh mempengaruhi penyebaran penyakit ini.
4. Pengobatan penyakit ini membutuhkan waktu yang lama, 6 – 12 bulan. Disamping itu juga diperlukan kombinasi 2 sampai 3 jenis obat dan keteraturan makan obat-obat tersebut. Kuman penyebabnya satu golongan dengan kuman penyebab tuberkulosis (mycobacterium tuberculosa) yang juga membutuhkan pengobatan jangka panjang. Obat yang digunakan saat ini adalah rifampisin, dapsone dan clofazimine.
5. Untuk mengetahui seorang penderita kusta sudah sembuh adalah dengan melakukan pemeriksaan secara umum (oleh dokter) dan pemeriksaan laboratorum darah tertentu, serta yang paling penting pemeriksaan kuman penyebabnya. Kalau penyakit sudah berjalan lama dan sudah terjadi kerusakan pada jaringan saraf dan otot, kesembuhan akan meninggalkan cacat permanen, dan acapkali cacat permanen ini membutuhkan tindakan operasi untuk memperbaiki fungsi, seperti pada tangan dan kaki. Untuk itu, menentukan diagnosa secara dini dan pengobatan yang teratur merupakan hal yang paling penting dalam mengatasi penyakit ini.
Dr. Umar Zein, DTM&H, SpPD-KPTI; Dr. Rumondang Pulungan; Dr. Batara MHS, SpB; Dr. Mangatas Silaen, SpOG; Dr. Nuryunita, SpP; Drg Yulinar Bardan; Drg. Ahmad Sofyan; Dr. Yuniar Bardan; Zuraida, S.Psi; Nila Marlina, S.Psi, Dr. Indra Gunawan.
bagaimana cara mengirim pertanyaan ke rubrik ini?
ReplyDeleteBagaimana cara bertanya di rubrik ini....?
ReplyDelete