PERINGATAN!!! Tulisan ini merupakan tulisan awal saya mengenai obat-obatan tradisional maupun hal-hal yang menyangkut tips kesehatan atau mengatasi penyakit lainnya. Kemanjuran maupun keefektifan dari penggunaan obat atau tips ini hanyalah bersumber dari pengalaman saya saja serta pengetahuan yang diturunkan secara mulut-ke mulut. Disini saya ingin menekankan, juga untuk tulisan-tulisan saya selanjutnya yang berhubungan dengan obat-obatan tradisional maupun tips kesehatan lainnya, bahwa tips kesehatan lewat Obat Tradisional maupun yang lainnya ini dan nanti, tidak saya dasarkan melalui penelitian ilmiah khas laboratorium. Jadi ingin saya tekankan juga, efek samping yang mungkin terjadi karena penggunaan obat-obatan maupun yang lainnya ini tidak teruji secara ilmiah. Saya menyatakan tidak bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi jika nanti ternyata apa yang saya nyatakan dan tuliskan mengenai obat-obatan dan tips yang lainnya ini berefek negatif bagi anda. Mohon dibaca baik baik Peringatan ini.
Kebetulan di rumah bapak ibu saya terdapat tanaman obat-obatan tradisional. Kalau beberapa orang mungkin menyebutnya sebagai TOGA (Tanaman Obat Keluarga). Ada benarnya sih pemberian nama TOGA ini. Kadang kala orang juga sering menamai pengetahuan yang bersumber dari keluarga yang sifatnya turun-temurun ini sebagai suatu “kearifan lokal”. Nah, sebagai seorang manusia yang sering terkena penyakit (Normal bukan?), kadang kala atau malah sering kali obat-obatan yang saya pergunakan untuk mengatasi sakit saya berasal dari tumbuh-tumbuhan di sekitar rumah.
Suatu saat saya mengalami yang namanya “kelilipan” atau mata terkena sesuatu benda sedemikian sehingga saya merasa tidak nyaman dengan keadaan tersebut. Kemudian secara reflek saya “mengucek (bahasa jawa)” atau menggosok mata saya tersebut dengan tangan. Sebuah perbuatan yang sangat saya sesali karena kemudian mata saya menjadi merah. Dan apa lacur, tidak hanya merah saja mata saya tetapi mata saya bahkan bengkak dan bola mata saya seperti mau keluar dari rongga mata. Saya ketakutan tentunya menyaksikan mata saya dicermin. Itu tidak terhitung air mata yang telah saya keluarkan karena kejadian itu.
Saya mengadu ke ibu bapak. Sebuah perbuatan yang wajar bukan. Jika anda sakit sebaiknya anda juga melakukan hal seperti saya. Meminta tolong seseorang. Bukan begitu? Ibu saya sehabis saya perlihatkan kondisi mata saya, dengan sedikit kepanikan menyarankan saya untuk memetik beberapa buah daun Sirih yang berada di beranda samping rumah. Kemudian menyuruh saya untuk mencucinya dan kemudian merendamnya dalam air panas. Semua saya lakukan sendiri.
Air yang telah direndami Daun Sirih beberapa lembar tersebut kemudian saya pergunakan untuk membasuh mata saya. Caranya waktu itu mengikuti saran ibu adalah dengan mencelupkan mata saya ke mangkok atau wadah air bersirih tersebut. Tentunya setelah air bersirih tersebut tidak lagi panas betul. Hangat-hangat kuku lah. Atau dingin sekalian juga gak papa.
Anda tahu apa yang terjadi? Beberapa menit kemudian mata merah saya mulai berkurang bengkaknya. Beberapa kali saya disuruh oleh ibu untuk mengulangi apa yang saya lakukan sebelumnya yaitu mencelupkan mata merah iritasi tersebut ke rendaman air daun sirih. Dan dalam satu hari setelah saya melakukan pengobatan tradisional itu, secara mengagumkan mata saya sudah tidak bengkak dan merah lagi.
Ringkasan mengatasi mata merah iritasi:
Petik beberapa lembar daun sirih
Rendam daun sirih dalam air panas
Tunggu sampai rendaman agak dingin atau dingin
Celupkan mata anda ke dalam rendaman
Ulangi sampai beberapa kali
Semoga saja pengalaman saya ini bermanfaat.
Salam Sehat
Ada juga obat mata yang menggunakan bahan dasar madu.
ReplyDeletehttp://www.estojaya.co.cc/2011/01/obat-mata-minus-plus-dan-katarak.html